BaliInternasional

Pameran Seni Art & Bali 2025 di Nuanu City Resmi Dibuka

TABANAN, iBaliNews.Com – Art & Bali resmi dibuka hari ini sebagai pameran seni internasional pertama di Bali, mengubah Nuanu Creative City menjadi panggung besar bagi seni kontemporer. Dengan menghadirkan 17 galeri, lebih dari 150 seniman, dan lebih dari 50 program, Art & Bali menandai babak baru bagi Bali sebagai pusat budaya di Asia Tenggara—tempat warisan leluhur bertemu dengan masa depan digital.

Bagi Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City, pameran ini merefleksikan jiwa dari Nuanu itu sendiri: “Nuanu dibangun sebagai ruang di mana kreativitas menyatu dengan kehidupan sehari-hari, sekaligus membuktikan bahwa filosofi serta semangat Bali dapat menyapa dunia melalui seni dan budaya.” Ungkapnya.

Mengangkat tema “Bridging Dichotomies”, Art & Bali 2025 merangkai pertemuan antara tradisi dan modernitas, alam dan teknologi, kreativitas manusia dan kecerdasan buatan. Di Bali, warisan budaya bukan hanya peninggalan, tapi fondasi untuk membuka ruang dialog dan transformasi bagi dunia.

“Art & Bali bagi saya adalah upaya menanamkan percakapan global di tanah Bali. Ini adalah tentang memberi penghormatan pada tradisi yang membentuk kita, sekaligus membuka pintu bagi suara-suara baru dan pertemuan yang hanya tercipta ketika manusia benar-benar bertemu,” ujar Kelsang Dolma, Director of Art & Bali.

Sorotan dari Art & Bali 2025

Baca Juga:  Desa Batumadeg Nusa Penida Segera Miliki Sekolah PAUD Negeri

18 Galeri dan Seniman Internasional

Pameran perdana ini menghadirkan galeri dan seniman dari Indonesia, Jepang, Korea, Singapura, hingga Spanyol. Mulai dari Santrian Art Gallery yang menyatukan tradisi Bali dengan semangat kontemporer, Asia Pacific Print Club yang mendorong seni cetak di kawasan Asia Pasifik, hingga Feb Gallery Tokyo yang dikenal dengan eksperimen lintas budaya.

Peserta lainnya termasuk Art Agenda, Bagia Art Space, CONNECT ART, Dalam Seniman, Kotak: Art Collective, LAKU Art Space, Lucy Dream Art, N-CAS ISI BALI, Purga Artspace, RUANG//, Spacecraft Gallery, Superlative Gallery, Umah Seni Shibumi, Waworuntu Gallery, dan Morabito Art Villa.

Terra Nexus: Pameran Media Baru

Edisi perdana Art & Bali menampilkan Terra Nexus yang ikuratori oleh Mona Liem. Terra Nexus menghadirkan lebih dari 30 seniman dengan karya yang melintasi batas medium dari instalasi imersif hingga kolaborasi seniman digital dengan pemahat tradisional, menunjukkan pertemuan seni, ekologi, dan teknologi.

“Pameran ini merupakan perwujudan ekspresi holistik. Sebuah panggung di mana teknologi dan sains menari bersama seni untuk melahirkan inovasi yang berakar pada konteks budaya lokal,” ujar Mona Liem

Para seniman yang tampil di Terra Nexus antara lain Alodia Yap, Awang Behartawan, Budi Ubrux, Dadi Setiyadi, Dhanny “danot” Sanjaya, Dr. Justyna Gorowska, Goenawan Mohamad (GM), Heri Dono, Iroha Ozaki, Ivan Sagita, Jana Schafroth, MIVUBI, Mukhamad Aji Prasetyo, Nasirun, Notanlab, Nus Salomo, Popomangun, Rakhmi Fitriani (Lunang Lembayung), Roger Ng Wei Lun, Satya Cipta, Sekar Puti Sidhiawati, Tulola Jewelry (by Sri Luce-Rusna, Happy Salma and Franka Makarim), Utami A. Ishii, Valerio Vincenzo, Widi Pangestu, Wisnu Ajitama, and Yessiow, along with the J+ Art Awards Selected Participants — Geddi Jaddi Membummi, I Made Teler, dan Susur Galur Collective.

Baca Juga:  Nuanu Creative City Resmi Dibuka Setelah Rampungkan Tahap Pertama Pembangunan

Trokomod, Karya Heri Dono Untuk pertama kalinya di Bali, publik bisa menyaksikan Trokomod, karya monumental setinggi 7,5 meter dari Heri Dono yang pernah dipamerkan di Venice Biennale 2015. Perpaduan antara Trojan Horse dan komodo ini menghadirkan simbol suara Indonesia di panggung global. Kehadirannya di Nuanu semakin lengkap dengan pertunjukan site-specific dari kolektif Kitapoleng.

THK Tower — Peluncuran Tahap II Dirancang oleh Arthur Mamou-Mani bersama seniman Bali Chiko Wirahadi, Menara THK merupakan instalasi seni terbesar di Bali yang sepenuhnya dibuat dari material daur ulang. Pada fase barunya yang diluncurkan saat pameran, pengunjung diajak untuk memproyeksikan harapan dan emosi mereka ke dalam struktur ini, menciptakan sebuah perpustakaan suara permanen. Karya ini diwujudkan bersama Geddi Jaddi Membummi, pemenang J+ Art Award, serta seniman internasional Maksim Ha dan Slava Ha, menjadikan menara ini sebagai karya seni interaktif yang hidup.

Baca Juga:  Koster Soal TPA Suwung: Kalau Nggak Ditutup, Pejabat Bali Bisa Masuk Penjara

The Art Collector’s Pass Melalui langkah inovatif Art Collector’s Pass, Nuanu Real Estate memberikan penghargaan bagi pemilik rumah berupa kredit seni USD 2.000, pendampingan kuratorial, dan akses VIP ke acara budaya. Inisiatif ini mempertegas komitmen Nuanu untuk membentuk komunitas yang tidak sekadar mengoleksi seni, tetapi benar-benar menghayatinya.

Pertunjukan dan Program Site-Specific. 

Seni pertunjukan menjadi bagian penting dari Art & Bali. Di antaranya, respons Kitapoleng terhadap karya Trokomod, pertunjukan baru Mei Tamazawa di Labyrinth Dome, dan penampilan Bumi Bajra di malam pembukaan.

Program lain termasuk lelang amal Golden Leaf oleh Dadi Setiyadi, rangkaian After Dark Series oleh Graung, Kadapat, dan Bali Motion Club, hingga pertunjukan partisipatif Temu Gerak dan Tanaman Liar yang memadukan bunyi, gerak, dan lanskap Bali.

Babak Baru bagi Bali. Art & Bali lahir dari semangat untuk merayakan seni dengan cara yang peduli pada manusia dan lingkungan. Dari desain pameran yang berkelanjutan hingga dukungan untuk Nuanu Social Fund, nilai keberlanjutan sudah menjadi bagian dari fondasi acara ini. Lebih dari sekadar pameran seni, Art & Bali adalah ruang pertemuan, tempat seni menjadi jembatan untuk mempererat komunitas sekaligus membuka percakapan global tentang Bali. *Del

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *