Gen Z Sebagai Penggerak Utama Pariwisata Berkelanjutan di Indonesia

Oleh : Dr. I Made Darsana, SE.,MM.
Dosen: Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional
Generasi Z, yang lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010-an, telah menjadi kekuatan demografi yang dominan di Indonesia, mencakup sekitar 27% dari total populasi atau lebih dari 70 juta jiwa (Hinduan, Anggraeni & Agia, 2020). Sebagai “digital natives” yang tumbuh di era kemajuan teknologi pesat dan krisis iklim global, Gen Z tidak hanya membentuk tren budaya dan sosial, tetapi juga memengaruhi sektor pariwisata dengan nilai-nilai yang menekankan keberlanjutan. Di Indonesia, di mana pariwisata menyumbang signifikan terhadap PDB nasional, peran Gen Z semakin krusial seiring proyeksi pertumbuhan sektor ini mencapai 16 juta pengunjung asing pada 2025 (Map Resources Indonesia, 2025). Mereka melihat perjalanan bukan sekadar hiburan, melainkan kesempatan untuk menjaga lingkungan dan budaya lokal, sehingga mendorong transformasi menuju pariwisata berkelanjutan yang menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan ekologis.
Persepsi Gen Z terhadap pariwisata berkelanjutan di Indonesia sangat positif dan didasari kesadaran lingkungan yang tinggi, yang terbentuk dari paparan isu global seperti perubahan iklim sejak masa kecil mereka. Survei Booking.com (2023) mengungkapkan bahwa 80% pelancong Gen Z menginginkan perjalanan yang lebih berkelanjutan, dengan prioritas pada pengurangan jejak karbon dan dukungan terhadap komunitas lokal. Penelitian Kurniasari (2024) menunjukkan bahwa Gen Z memiliki persepsi kuat terhadap destinasi budaya seperti Borobudur, di mana mereka menilai keberlanjutan sebagai faktor utama dalam memilih perjalanan, termasuk preferensi terhadap akomodasi ramah lingkungan dan aktivitas yang melestarikan warisan alam. Hal ini sejalan dengan temuan Alsaati et al. (2020), yang menemukan tingkat kesadaran keberlanjutan di kalangan mahasiswa muda mencapai level tinggi, meskipun tantangan seperti akses informasi masih menjadi penghalang. Persepsi ini bukan hanya retorika; Gen Z cenderung memilih destinasi “hijau” untuk merasa telah berkontribusi positif, seperti yang tercermin dalam tren ekowisata yang diprediksi mendominasi 86% preferensi perjalanan pada 2024-2025 (Undarsa, 2025).
Keterlibatan Gen Z dalam pariwisata berkelanjutan di Indonesia semakin nyata melalui pilihan perilaku mereka sebagai konsumen dan agen perubahan. Sebagai pendorong utama pariwisata domestik, Gen Z melakukan rata-rata 29 perjalanan per tahun, dengan fokus pada ekowisata dan voluntourism yang memungkinkan interaksi autentik dengan alam dan masyarakat lokal (Sojern, 2025). Undarsa (2025), Co-founder tiket.com, menyatakan, “Gen Z telah memasuki masa di mana mereka menjadi salah satu pendorong utama pariwisata,” terutama melalui preferensi wisata ramah lingkungan seperti penginapan berbasis komunitas di Yogyakarta atau trekking berkelanjutan di Bali. Penelitian Baniya et al. (2023) menyoroti bagaimana label eco-friendly memengaruhi pilihan hotel hijau di kalangan Gen Z, sementara inisiatif seperti “Stories from Jogja” oleh Relung Indonesia (2025) menunjukkan keterlibatan mereka dalam kegiatan komunitas yang mempromosikan pelestarian bumi. Selain itu, pengaruh media sosial mereka, seperti berbagi pengalaman di TikTok dan Instagram, memperkuat tren ini, mendorong 46% wisatawan muda memilih opsi berkelanjutan (Undarsa, 2025).
Meskipun demikian, tantangan tetap ada dalam mengoptimalkan keterlibatan Gen Z. Faktor ekonomi, seperti biaya lebih tinggi untuk opsi berkelanjutan, sering menjadi hambatan bagi generasi ini yang menghadapi ketidakpastian finansial, di mana 66% responden survei YouGov (2025) menganggap kondisi ekonomi menantang namun tetap memprioritaskan nilai pribadi. Penelitian Alonso-Muñoz et al. (2022) menekankan bahwa kurangnya transparansi dalam praktik keberlanjutan industri pariwisata dapat mengurangi kepercayaan Gen Z, sementara aksesibilitas informasi di daerah terpencil masih terbatas. Namun, peluang besar muncul dari dukungan pemerintah Indonesia melalui kebijakan seperti transformasi digital dan pariwisata petualangan ramah lingkungan, yang selaras dengan preferensi Gen Z terhadap teknologi AI untuk rekomendasi perjalanan (Map Resources Indonesia, 2025). Laporan IDN Research Institute (2025) dalam Indonesia Millennial and Gen Z Report menyoroti bagaimana generasi ini siap menjadi katalis perubahan, asal diberi platform yang tepat.
Untuk memaksimalkan peran Gen Z, rekomendasi strategis diperlukan agar pariwisata berkelanjutan di Indonesia semakin inklusif. Pertama, kampanye edukasi digital melalui platform seperti TikTok dapat meningkatkan pemahaman, seperti yang disarankan oleh Seyfi et al. (2023) dalam buku Gen Z, Tourism, and Sustainable Consumption. Kedua, pengembangan paket wisata inovatif dengan harga kompetitif, termasuk sertifikasi kredibel, akan menarik lebih banyak partisipasi, sebagaimana dibahas dalam studi Fisua et al. (2024) tentang mobilitas Gen Z di kota-kota besar. Ketiga, kolaborasi dengan influencer Gen Z dan komunitas lokal, seperti inisiatif Relung Indonesia (2025), dapat memperluas dampak. Akhirnya, integrasi teknologi untuk tracking jejak karbon real-time akan memberdayakan mereka sebagai agen perubahan. Dengan demikian, Gen Z tidak hanya sebagai wisatawan, tetapi juga arsitek masa depan pariwisata Indonesia yang lestari.
REFERENCES
- Alonso-Muñoz, S., Torrejón-Ramos, M., Medina-Salgado, M. S., & González-Sánchez, R. (2022). Sustainability as a building block for tourism–future research: Tourism agenda 2030. Tourism Review, 78(2), 461–474.
- Alsaati, T., El-Nakla, S., & El-Nakla, D. (2020). Level of sustainability awareness among university students in the eastern province of Saudi Arabia. Sustainability, 12(8), 3159.
- Baniya, R., An, Y., & Thapa, B. (2023). Green hotel selection: The effects of social learning and eco-labels. Tourism Review, 78(1), 245–259.
- Booking.com. (2023). Gen Z and the future of sustainable travel.
- Fisua, A. A., Syabri, I., & Andania, I. G. A. (2024). Urban dynamics and Gen-Z mobility: The influence of land use diversity and density on daily trip patterns in Indonesia. Sustainable Futures, 8, 100388.
- Hinduan, Z. R., Anggraeni, A., & Agia, M. I. (2020). Generation Z in Indonesia: The self-driven digital. In The new Generation Z in Asia: Dynamics, differences, digitalisation (pp. 121-134). Emerald Publishing Limited.
- IDN Research Institute. (2025). Indonesia Millennial and Gen Z Report 2025.
- Kurniasari, K. K. (2024). Persepsi Generasi Z terhadap Pariwisata Berkelanjutan pada Destinasi Budaya: Studi Kasus Borobudur. Jurnal Pariwisata Terapan, 8(1), 1–15.
- Map Resources Indonesia. (2025). Tourism and hospitality investment opportunities in Indonesia.
- Relung Indonesia. (2025). Stories from Jogja: Gen-Z, communities, and our shared earth.
- Seyfi, S., Hall, C. M., & Strzelecka, M. (Eds.). (2023). Gen Z, tourism, and sustainable consumption. Routledge.
- Sojern. (2025). Sustainable tourism: Six destination marketing tactics to attract millennial and Gen Z travelers.
- Undarsa, G. (2025). Gen Z now one of the major drivers of Indonesian tourism. Traveltext
- YouGov. (2025). Gen Z Indonesia prioritizes identity and lifestyle amid economic challenges





