Bali

Fokus Jadi Petani, Anak Muda Bali Bisa Sukses Tanpa Harus Pindah Domisili

BANGLI, iBaliNews.Com – Direktur Karana Global I Kadek Edi berharap generasi muda Bali tidak malu menggeluti profesi petani. Jika fokus jadi petani, anak muda bisa sukses tanpa harus ke luar desa atau pindah domisili. “Petani bukan pekerjaan hina, kenapa harus malu menjalaninya,” tegas Kadek Edi saat berdialog dengan petani kopi arabika Kintamani, Selasa (30/9) kemaren. 

Karana Global salah satu pelaku rantai pasok kopi arabika yang menyalurkan produk kopi arabika ke Kopi Kenangan. Kadek Edi hadir sebagai narasumber pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan Fakultas Pertanian Unud bekerja sama dengan Kopi Kenangan di Gedung Sentra IKM Kopi Arabika di Desa Catur, Kintamani Bangli. Kegiatan tersebut diikuti 50 petani dan 15 generasi muda yang akan mengikuti kegiatan inkubasi bisnis.

Peluang usaha berbasis kopi sangat besar mengingat kopi adalah komoditas kedua. Terbukti harga kopi meningkat dari tahun ke tahun. “Ngopi telah menjadi gaya hidup saat ini,” tutur Kadek Edi, petani kopi Kintamani harus mampu memanfaatkan peluang bisnis ini. 

Baca Juga:  Harga Kopi Arabika Kintamani Tembus 16 Ribu Per Kilo, Erawan Minta Petani Terapkan Sistem Pertanian Organik

Komitmen menghasilkan kopi berkualitas menjadi kunci sukses berbisnis kopi arabika. Ketika harga kopi mahal, lanjut Kadek Edi, petani terkadang lupa menjaga kualitas seperti memanfaatkan teknologi yang tidak ramah lingkungan dan enggan melakukan petik merah. Akibatnya, kualitas kopi arabika Kintamani diragukan beberapa konsumen. Jadi petik merah dan perbaikan kualitas pengelolaan kebun harus dilakukan secara serius. 

ESG Senior Specialist Kopi Kenangan Marya Trinandya setuju ngopi menjadi “kebutuhan” dasar masyarakat dari berbagai kalangan saat ini. “Banyak orang rela tidak makan dan tidak mandi, asal mereka dapat ngopi mereka merasa sangat bahagia,” ujarnya. Kopi Kenangan menjadi konsumen akhir dalam rantai pasok kopi arabika melalui jejaring rantai pasok Karana Global. Sekitar 5% kebutuhan bahan baku yang diolah dan dijual outlet Kopi Kenangan adalah kopi arabika Kintamani. Saat ini Kopi Kenangan memiliki sekitar 1.400 outlet di 6 negara di Asia dan Australia. Outlet terbaru di Provinsi Bali ada di Kota Tabanan. 

Baca Juga:  Pembangunan Rampung, Bupati Adi Arnawa Mendem Pedagingan di Pura Dalem Puri Carangsari Petang

Untuk meningkatkan kualitas kopi arabika Kintamani, Kopi Kenangan menyelenggarakan program tanggung jawab sosial dengan memberdayakan petani melalui pengembangan jejaring pemasaran dan mengurangi penggunaan pestisida dalam menyiangi gulma di kebun kopi. “Penerapan teknologi ramah lingkungan yakni menekan penggunaan herbisida dengan merabas rumput menjadi salah satu cara yang kami dorong untuk mengurangi residu kimia pada kopi arabika Kintamani,” tegasnya. Setelah pengabdian ini, Kopi Kenangan akan mendampingi petani untuk melakukan sertifikasi organik bagi kebun kopi arabika. 

Dekan Fakultas Pertanian Unud I Putu Sudiarta, Ph.D. menjelaskan pihaknya ditunjuk Kopi Kenangan sebagai mitra dalam pemberdayaan petani. “Langkah perusahaan Kopi Kenangan sangat kami apresiasi, kegiatan ini mendukung keberlanjutan bisnis kopi arabika yang menjadi sumber penghidupan ribuan petani di Kabupaten Bangli, Buleleng, dan Badung,” tutur Dewan Pakar Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Kopi Arabika Kintamani itu. 

Baca Juga:  Peluncuran Jaga Desa di Bali, Pembangunan Bersih, Berkelanjutan dan Transparan

 Dalam paparannya terkait pemanfaatan pestisida nabati untuk pengendalian hama terpadu kopi arabika, I Putu Sudiarta, Ph.D memperkenalkan hasil penelitiannya berupa minyak sereh. Minyak sereh efektif membunuh bakteri penyebab penyakit tanaman. “Kalau bikin lawar, ada serehnya kan tidak mudah masem/busuk,” ujarnya. Ditegaskan, Fakultas Pertanian Unud siap menjembatani kesenjangan informasi dan teknologi antar pemangku kepentingan kopi arabika baik petani dan pengusaha dan pemerintah daerah selaku pemegang kebijakan.

Acara pengabdian tersebut dibuka Asisten II Setda Bangli I Ketut Riang melalui penyerahan mesin potong rumput. Mesin potong rumput tersebut sumbangan Kopi Kenangan dalam rangka memotivasi petani mengurangi penggunaan pestisida dalam mengendalikan gulma di kebun kopi. Dalam Sambutannya Ketut Riang menjelaskan Pemkab Bangli menyambut baik kegiatan yang diselenggarakan FP Unud dan Kopi Kenangan.

 “Sektor pertanian menjadi sumber utama PDRB Bangli, jadi kehadiran Fakultas Pertanian Unud sangat kami harapkan,” tegas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Bangli itu. *Del

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *